Sementara penjualan langsung cenderung mendominasi benang karpet pasar dalam waktu dekat, penjualan tidak langsung diperkirakan akan berkembang secara eksponensial selama beberapa tahun ke depan. Banyak perusahaan memilih untuk membeli benang karpet langsung dari produsen, karena ini membantu mereka menghindari biaya dan biaya distributor. Namun, penjualan tidak langsung juga tumbuh pada tingkat yang sehat dan diperkirakan akan berlanjut selama sisa periode perkiraan. Karpet tenun dibuat dari berbagai jenis benang. Benang katun, misalnya, telah populer selama bertahun-tahun dan masih digunakan sampai sekarang. Namun dalam beberapa tahun terakhir, benang poliester pintal telah menjadi populer untuk anyaman karpet. Menggunakan benang ini untuk anyaman karpet membutuhkan proses pemintalan dan homogenisasi khusus.Karpet dibuat dari berbagai macam serat, termasuk serat alami dan serat buatan. Benang inilah yang membuat produk jadi terlihat menarik dan nyaman untuk dipijak.

Sutra/Wol 25/75 Benang Campuran 278/3TEX


Benang karpet dipintal oleh perusahaan spesialis yang melayani industri karpet. Wol adalah salah satu jenis serat karpet yang paling mewah, dan juga termasuk yang paling tahan lama dan tahan noda. Ini juga padat dan dapat menyembunyikan tanah lebih baik daripada serat sintetis. Wol berasal dari domba atau domba dan dianggap sebagai serat buatan manusia tertua. Umur panjangnya menjadikannya salah satu benang wajah terbaik untuk karpet. Wol secara kimiawi terbuat dari karbon, oksigen, dan belerang, yang menyebabkan baunya saat lembab. Proses pewarnaan benang karpet melibatkan penambahan pigmen warna ke serat dalam larutan. Kemudian, serat-serat ini dipintal menjadi benang. Proses pencelupan ini menghasilkan serat karpet dengan warna yang permanen dan tahan luntur. Kebanyakan karpet nilon komersial diwarnai dengan cara ini.

Namun, beberapa jenis serat poliester juga dapat diwarnai dengan cara ini. Ada beberapa metode untuk mewarnai benang karpet. Salah satu metodenya adalah dengan menggunakan benang poliester atau polipropilen pewarnaan ruang dan pencelupan berlebihan pada jumbai dengan benang lain yang tidak diwarnai. Benang yang tidak diwarnai harus peka terhadap pewarna yang sama dengan benang yang diwarnai dengan ruang dan tidak boleh mengganggu benang yang diwarnai sebelumnya. Metode lain adalah pewarnaan Tak. Metode ini melibatkan penggunaan pewarna yang memiliki kerapatan berbeda dari benang asli. Saat memilih karpet, Anda harus mempertimbangkan tingkat jahitan benang. Ini adalah jumlah jahitan per inci di sepanjang lebar karpet. Tingkat jahitan adalah faktor utama dalam menentukan kepadatan produk jadi. Semakin tinggi tingkat jahitan, semakin padat karpetnya. Namun, ada batasan seberapa tinggi angka ini bisa naik. Untungnya, tingkat jahitan benang karpet dapat dengan mudah diubah selama proses pembuatan. Tingkat jahitan benang karpet biasanya tercantum di bagian belakang karpet.

Karpet yang terbuat dari benang ukuran 1/10 harus memiliki tingkat jahitan sekitar 10 jahitan per inci. Angka ini penting untuk menentukan daya tahan karpet, tetapi ada faktor lain yang harus dipertimbangkan sebelum membelinya. Pembuatan benang karpet melibatkan pemintalan serat sintetis atau alami secara bersamaan. Serat-serat ini kemudian dijalin bersama untuk membentuk untaian benang yang berkesinambungan. Serat ini harus memiliki tingkat kekakuan tertentu, yang diperlukan untuk karpet. Benang karpet juga harus memiliki faktor elongasi 10% atau kurang. Langkah pertama dalam proses fabrikasi disebut tufting. Ini melibatkan menenun benang ke dalam backing utama, yang biasanya terbuat dari anyaman polypropylene. Kedua bagian tersebut kemudian diperas bersama dengan mesin rumbai dengan hingga 2.000 jarum. Prosesnya juga melibatkan kait kecil yang disebut looper yang menangkap benang. Ini menciptakan konstruksi tiang pancang, yang dapat dikenali dari kurangnya ujung yang terbuka.